Minilab Bahasa Indonesia Digital Sebagai Alat Komunikasi Universal Pemersatu Beragam Suku Bangsa Di Indonesia



      Bahasa menurut berbagai sumber rujukan merupakan kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik. Di Indonesia diperkirakan sejumlah 742 (Tujuh Ratus Empat Puluh Dua) bahasa daerah yang masih ada. Dengan jumlah yang sedemikian banyak dapat mengakibatkan miskomunikasi antara masyarakat yang berbeda suku dalam memahami instruksi dalam berkomunikasi. Miskomunikasi dapat diartikan sebagai informasi A yang disampaikan kepada penerima informasi namun diterjemahkan sebagai informasi B, sehingga mengakibatkan hasil akhir yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

     Penyebab dari miskomunikasi jika berdasarkan karakter dari penggunaan bahasa daerah yang berbeda menjadi salah satu penyebab dari miskomunikasi tersebut. Sebagai contoh masyarakat kota malang dengan bahasa walikannya berkomunikasi dengan warga Madura dengan contoh sebagai berikut:

Warga Malang bertanya tentang harga sebuah ikan menggunakan bahasa yang bercampur dengan bahasa daerah di pasar ikan dengan penjual yang merupakan warga Madura, sebagai berikut:

Warga Malang : “Ikannya orip cak”?(Berapa harga ikannya?)

Warga Madura : “Orip cak kalo gak orip ya gak dijual” (Ikannya hidup kalo ga hidup ya tidak dijual)

Dalam contoh diatas terdapat kesalah pahaman antara informasi A menjadi informasi B dikarenakan logat bahasa daerah yang digunakan bercampur dengan bahasa Indonesia, dalam hal ini terjadi masih dalam rentang suku yang berdekatan dalam wilayah Jawa Timur. Sebagai contoh lain antara warga Yogyakarta dengan warga Jawa Timur, sebagai berikut:

Warga Trenggalek: Tetap dihadiri rapatnya ritek* mas?

Warga Yogya: Ritek itu rapat apa mas, apa artinnya riset dan teknologi?

Warga Trenggalek: Bukan mas, Ritek itu sama artinya dengan bae/wae di Yogya mas atau saja dalam Bahasa Indonesia.

Dalam contoh ini logat daerah yang bercampur menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif dikarenakan masih memerlukan penjelasan lanjutan.

Kesalahan penafsiran komunikasi tersebut tidak hanya terjadi pada tercampurnya antara logat daerah kedalam Bahasa Indonesia tetapi juga terjadi dalam pemakaian bahasa Indonesia tanpa penggunaan logat daerah. Sebagai contoh seorang guru yang berbicara dengan siswa di sekolah:

Guru   : Anak-anak besok sudah hari Sabtu

Siswa : Betul bu, berarti kita besok tidak perlu datang ke sekolah.

Dalam hal ini maksud yang ingin disampaikan oleh guru adalah besok tidak ada kegiatan di sekolah karena hari libur sehingga semua materi hari ini harus segera diselesaikan sebelum jam pelajaran selesai karena tidak mungkin dilanjutkan pada hari esok.

      Miskomunikasi dalam penggunaan bahasa Indonesia pada kasus yang sederhana mungkin akan menghasilkan efek yang kecil, namun dalam berbagai kasus yang lebih sensitif dapat mengakibatkan permasalahan yang besar dan dapat berujung pada isu rasisme atau sara dan berujung pada permusuhan antar suku. Dalam hal ini muncul pentingnya perubahan penggunaan bahasa yang dapat dikonversikan dalam bentuk bahasa digital sebagai alat pemersatu suku bangsa di Indonesia. Alat Konversi bahasa digital ini merupakan alat yang bekerja dengan bantuan mikrokontroler, database bahasa daerah dan bahasa Indonesia, Internet, serta sensor dan transduser. Peralatan ini selanjutnya dapat disebut sebagai minilab digital karena bekerja seperti layaknya laboratorium bahasa digital.

      Minilab bekerja dan mensensor ucapan yang dikeluarkan oleh pemberi informasi apabila terdapat campuran logat daerah yang tidak sesuai maka akan terjadi koreksi dan diganti dengan istilah yang ada dalam bahasa Indonesia melalui alat yang dipasang pada penerima informasi. Selain itu minilab juga dapat menampilkan ringkasan maksud dari penyampaian informasi dengan menyampaikan ide pokok dari informasi yang hendak disampaikan, sehingga alat ini juga dapat disebut sebagai sistem pengambil keputusan (dss). Minilab bahasa bekerja dengan piranti wireless dengan kelengkapan display visual seperti layaknya alat virtual reality pada smart phone, yang dapat menampilkan konversi istilah yang dirubah oleh sistem cerdas. Database kosakata bahasa dalam alat ini diakses melalui komputasi awan dengan kata lain database berada di server awan dan dapat dikoneksikan dengan alat melalui sarana internet.

      Kesimpulannya adalah meskipun Bahasa Indonesia disebut sebagai bahasa persatuan bagi antar suku, namun kesalahan penafsiran arti dan bercampurnya logat daerah serta intonasi yang digunakan dapat merubah makna dari penyampaian informasi. Minilab bahasa menjadi alat bantu pengambilan keputusan dalam bidang komunikasi, tanpa harus mempelajari beragam kosakata baik dari bahasa asing maupun logat daerah yang mungkin tercampur dan mungkin dapat menimbulkan permasalahan multitafsir atau miskomunikasi. Selain itu perkembangan sektor digital yang juga memerlukan komunikasi yang lebih cepat dan efektif serta efisien menjadi kunci bagi terwujudnya slogan dalam sumpah pemuda yaitu “Bahasa Indonesia sebagai lambang persatuan Indonesia”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Upaya Peningkatan Kinerja Melalui Penerapan Teknologi Informasi pada Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Penerapan Koperasi Digital Pada Era Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0