Korelasi Tiga Ilmu Dalam Sastra Jendra

Saat ini kita telah mengenal tiga ilmu pokok dalam pendidikan di indonesia, adalah ilmu yang membahas mengenai sejarah, ilmu sosial, dan ilmu yang membahas mengenai sains dan teknologi. Ilmu sejarah secara garis pokok membahas mengenai masa lalu bagaimana suatu peradaban terbentuk dan bahkan bagaimana suatu mahkluk tercipta melalui peninggalan baik berupa bangunan,catatan, maupun suatu cerita/legenda hasil cipta penguasanya saat itu yang bisa ditemukan pada saat ini. Sedangkan ilmu sosial adalah ilmu yang membahas mengenai bagaimana menata kehidupan untuk saat ini, bagaimana aturan/norma/hukum untuk menata kehidupan yang sedang berlangsung untuk saat ini agar menjadi lebih beradab dan selaras, bagaimana dengan sains dan teknologi? Ilmu ini secara pokok membahas mengenai bagaimana kehidupan dimasa mendatang, semua hasil cipta dari teknologi dipergunakan untuk merencanakan kemajuan peradaban dan menyelamatkan kehidupan manusia di masa yang datang sebagai contoh manusia saat ini berlomba menciptakan teknologi baru pengganti bahan bakar minyak demi kelangsungan kehidupan dimasa mendatang, manusia menciptakan sumber energi listrik baru guna menghindari pemakaian dan eksploitasi minyak bumi yang cadangannya di alam semakin menipis. Singkatnya dapat disimpulkan secara sederhana berdasarkan waktu bahwa ilmu sejarah membahas mengenai masa lalu, ilmu sosial membahas mengenai masa kini, dan ilmu teknologi membahas mengenai masa depan. Lantas bagaimana ketiga ilmu tersebut sudah tercantum dalam ajaran/ilmu jawa yang disebut dengan “Sastra Jendara Hayuningrat pangruwating Diyu?”
Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu (SJHPD) merupakan ilmu tertinggi bukan hanya di tanah jawa tapi bagi semua mahkluk hidup di dunia ini, mengapa dapat disebut demikian?sebab didalamnya terdapat penyatuan dari ketiga ilmu pokok pada saat ini yaitu sejarah,sosial, dan teknologi, bahkan setiap wahyu agama, ilmu silat, atau ilmu jaya kawijayan sekalipun pada tingkat akhir atau ujungnya akan berada dalam Sastra Jendra dalam tingkat tertingginya, namun pada pembahasan kali ini hanya akan kita bahas bagaimana ketiga ilmu sejarah, sosial, dan teknologi bisa tercantum didalam ajaran/ilmu Sastra Jendra. Yang pertama adalah ilmu sejarah, didalam sastra jendra selalu ditekankan dalam suatu pertanyaan “darimanakah asalnya hidup itu?” atau “apa saja unsur penyusun kehidupan manusia?”,”siapakah manusia itu dan darimana manusia berasal?” dan seterusnya, namun secara umum dapat dirangkum dalam satu pertanyaan “bagaimanakah asal mula manusia?”..Bukankah ini adalah suatu cara untuk kembali kepada masa lalu yang disebut dalam SJHPD sebagai mengenal “kepribadianmu yang asli” dirimu sendiri dalam sanubarimu yang paling dalam yang artinya mengetahui unsur penyusun kehidupan mahkluk hidup yang terdiri dari sarinya bumi, sarinya api, sarinya angin, sarinya tanah, dan percikan zat esa yang kerap disebut sebagai “pancer” atau “ruh” dalam ajaran SJHPD, manakala saat ini banyak yang mempertentangkan antara ilmu evolusi darwin dengan ilmu agama maka Sastra Jendra berada diantara keduanya yang sebenarnya tidak saling bertentangan, namun justru saling mendukung dalam penemuan siapa jati diri manusia itu sendiri. Selanjutnya adalah dalam ilmu sosial Sastra Jendra memiliki muatan yang dalam bahwa setelah insan yang mempelajari tersebut dan telah berhasil menemukan jati dirinya maka dalam kehidupan saat ini akan mengalami perubahan yang diperoleh dari hasil peruwatan/pembersihan terhadap empat unsur yang didalam pribadinya yang kemudian disebut sebagai bawana alit/alam kehidupan kecil/pribadi yang juga harus dirawat atau diruwat. Kehidupan dalam bawana alit yang seimbang akan membawa dampak terhadap kehidupan besar atau dalam bahasa jawa disebut bawana agung/kehidupan bermasyarakat. Dengan bersihnya empat unsur dalam diri manusia maka empat unsur tersebut hanya akan mengaplikasikan sifat yang baik saja dan meminimalisir munculnya sifat yang kasar atau kurang baik, bagaimana hasilnya?manusia akan selalu berbuat baik kepada sesama dan lingkungannya dengan sifat percaya kepada yang esa serta dapat mengamalkan sifat agung,rohim,adil,wisesa, serta langgeng, kedua tidak melanggar norma dalam kehidupan bermasyarakat, ketiga akan merasa ikut memiliki dalam artian positif terhadap lingkungan tempat ia berada,ikut mendarmakan segala kemampuannya untuk kebaikan lingkungannya, berani hidup mandiri,berkelakuan susila di masyarakat,gemar memberikan bantuan kepada yang memang membutuhkan, serta yakin bahwa dunia itu tiada abadi. Pada akhirnya setiap perbuatan dari manusia yang telah menemukan jagat pribadinya sendiri akan meniadakan perbuatan yang kurang baik dan hanya akan melaksanakan perbuatan yang baik saja sehingga tercipta kehidupan yang seimbang dalam bermasyarakat. Yang terakhir adalah hubungan dalam ilmu teknologi pernakahkah terpikirkan bahwa “ilmu kuno” seperti Sastra Jendra memiliki muatan/pemahaman terhadap kemajuan peradaban umat manusia?jawabannya adala ya..lantas bagaimana bisa?mungkin ini adalah inti dari pembahasan ini pernahkah terpikir oleh kita bahwa zat yang agung telah menancapkan/menginstal teknologi yang maha canggih kedalam tubuh manusia?bahkan teknologi yang belum dapat diciptakan oleh manusia yang kita sebut sebgai masyarakat paling moderen seperti halnya orang eropa sekalipun?jawaban adalah anda harus tahu bahwa memang demikianlah adanya..coba kita pikirkan ketika saudara kita hendak meninggal mengapa kita bisa merasakan itu?kita bahkan tahu ketika seseorang datang untuk membohongi kita, kita selamat dari sebuah kecelakaan karena “sesuatu” ditubuh kita memberikan peringatan bahaya?manusia memiliki “radar” yang paling canggih bahkan jika dibandingkan dengan peralatan radar milik eropa sekalipun. Manusia memiliki senjata pelindung bahkan tidak ada benda apapun yang dapat melukainya (ilmu kebal/debus/lembu sakilan hanyalah sebagian kecil bahkan sangat kecil). Belum lagi ilmu perbintangan, menentukan musim untuk memulai pekerjaan, bahkan melihat masa depan dengan teropong kencana milik manusia, serta kekuatan untuk mengangkat benda apapun yang dalam ilmu jawa disebut sebagai bala sewu, ilmu untuk mengobati manusia yang sakit, dan masih banyak lagi yang tidak bisa dibahas satu persatu. Lantas apakah yang dapat diambil sebagai suatu kesimpulan?Kesimpulanya adalah bahwa Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu merupakan inti dari semua ilmu pengetahuan yang ada saat ini yaitu asal usul kehidupan, kehidupan vertikal dan horisontal, serta kehidupan dimasa yang akan datang. Kalau sudah demikian maka mengapa kita sebagai bangsa indonesia merasa begitu tidak percaya diri sehingga lebih percaya dan yakin dengan ilmu dari manca yang jelas hasilnya dalam kehidupan kita saat ini hanya menyebabkan kehancuran, kerusakan moral, penyakit yang tidak ada obatnya yang berasal dari ilmu kesehatan yang kita pelajari, bahkan menyebabkan kita kalah dalam menaklukan diri kita sendiri dengan lebih mengutamakan nafsu ketimbang budi pakerti yang pada akhirnya menyebabkan kita merasa bimbang terhadap keberadaan Tuhan kita sendiri. Demikianlah bahasan tentang Sastra Jendra semoga kita sadar dan segera mencari jati diri kita/kepribadian kita yang asli seperti apa yang dilakukan oleh bima dalam cerita wayang purwa versi jawa.

gubuklangit.wordpress.com
back to home

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Upaya Peningkatan Kinerja Melalui Penerapan Teknologi Informasi pada Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Penerapan Koperasi Digital Pada Era Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0

Minilab Bahasa Indonesia Digital Sebagai Alat Komunikasi Universal Pemersatu Beragam Suku Bangsa Di Indonesia